Syiar Santri Melalui Nasyid

Suasana lingkungan pesantren (Sumber: kompasiana.com/dok. ponpes daar el qolam)

Santri merupakan sebutan bagi seseorang yang mempelajari Agama Islam di pondok pesantren. Selain mempelajari al-Qur’an, kitab kuning, dan ilmu agama lainnya  biasanya di pondok pesantren terdapat kegiatan tambahan yaitu kesenian yang di antaranya adalah hadroh, murotal, nasyid dan banyak lainnya. Santri juga sebagai proyeksi penerus dakwah para kiai.

Sebagian orang beranggapan bahwasanya dakwah itu menjadi penceramah, menjadi mubaligh. Nyatanya, media dakwah tidak hanya menjadi penceramah atau mubaligh saja, akan tetapi banyak sekali media yang salah satunya yaitu melaui nasyid.  Nasyid merupakan lagu yang biasanya dilakukan secara berkelompok dengan nuansa Islami. Kesenian ini berasal dari Timur Tengah yang tersebar di nusantara beriringan dengan tersebarnya Islam.

Strategi dakwah disebutkan dalam al-Qur’an Q.S. an-Nahl 16 ayat 125,

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ١٢٥

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Seperti yang telah dijelaskan dalam ayat tersebut ada tiga pendekatan yang dilakukan untuk melaksanakan dakwah, yaitu hikmah (kebijaksanaan), mau’izzah hasanah (diskusi dengan cara yang baik).  Namun secara umum yaitu dakwah bi lisan, dakwah bil hal, dan dakwah bilkitabah. Pada praktiknya, nasyid ada dua jenis dakwah yang terdapat di dalamnya yaitu dakwah bi al-hal dan dakwah bi al-lisan dengan mengandung konsep pendekatan bi al-hikmah.

Dalam  nasyid  terdapat lirik lagu dan seni kata. Lirik lagu dalam nasyid merupakan hal terpenting karena lirik lagu dalam nasyid adalah pesan dakwah yang akan disampaikan oleh para pendengar. Biasanya lirik lagunya mengistilahkan nilai-nilai keagamaan misalnya toleransi.

Lirik lagu dalam nasyid tidak mengandung unsur-unsur pemujaan kepada makhluk, tidak mengandung ungkapan yang melanggar akidah, tidak mengandung unsur menghina, tidak mengandung unsur mengutuk nasib, dan juga tidak mengandung ungkapan yang melanggar kesopanan.

Penyampaian ilmu melalui lagu-lagu sebenarnya lebih memberi pengaruh kepada masyarakat. Karena tidak semua masyarakat berminat dalam membaca sehingga salah satu solusinya adalah memberikan hiburan dengan makna yang tidak berbeda dengan dakwah secara lisan maupun tulisan. Nasyid juga bisa memberi kedamaian bagi yang mendengarkan, jiwa manusia pada fitrahnya menyukai seni dan hiburan.

Penulis: Safitri (Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon)
Editor: Suciyadi Ramdhani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *