Anak merupakan anugerah dari Allah yang sangat didambakan oleh setiap pasangan suami istri. Sebagai amanah agung dari Allah, tentu keimanan harus melekat padanya. Seorang anak tumbuh bergantung pada bagaimana pola asuh dari orangtuanya, terlebih pada era digital seperti sekarang ini. Era digital ini menyebabkan perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan sosial masyarakat.
Masa di mana teknologi semakin pesat berkembang, hal apapun dapat diakses dengan sangat mudah. Gawai menjadi salah satu bentuk perkembangan teknologi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat ini. Tidak sedikit orangtua yang memanfaatkan gawai sebagai media pendidikannya.
Namun sangat disayangkan, pemanfaatan teknologi tersebut tidak sedikit yang tidak tepat pada tempatnya. Akibatnya, banyak anak-anak yang justru hidupnya bergantung pada gawai tersebut. Kecanduan hingga mereka sulit untuk menikmati usia emasnya.
Dalam Islam, sedikitnya ada empat kedudukan anak terhadap orangtuanya, yaitu:
- Perhiasan dunia (QS. Ali-Imran : 14)
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
2. Ujian atau fitnah (QS. Al-Anfal : 28)
وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْم
“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.”
3. Musuh (QS. Ath-Thaghabun : 14)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْۚ وَاِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
4. Qurrata A’yun atau penyejuk hati (QS. Al-Furqan : 74)
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
“Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Begitu pentingnya memberi pengasuhan terbaik kepada anak, sebab bagaimana cara orang tua mendidik anak maka demikian jugalah apa yang akan tercermin pada diri seorang anak. Teknologi hadir sebagai akses untuk memudahkan kita dalam beraktivitas sehari-hari, dampak yang dihasilkan akan positif jika pemanfaatannya juga tepat.
Dalam pengasuhan orangtua misalnya, menurut saya ada beberapa poin yang perlu orangtua perhatikan ketika hendak menggunakan gawai sebagai media pendidikan terhadap anak-anaknya:
a. Penggunaan gadget hanya jika benar-benar urgent perannya dalam proses pengasuhan dan pendidikan ibu dan ayah
b. Batasi waktu agar tidak mengganggu tumbuh kembangnya
c. Berikaan perhatian dan pengawasan terbaik
d. Tidak memfasilitasi gadget untuk anak sebelum usia ber hanya.
e. Disiplinkan anak-anak dengan aktivitas yang lebih bermanfaat dimasa-masa emasnya
Penerapan pola pengasuhan yang ada dalam Al-Qur’an dapat dilakukan orangtua dengan cara memberi teladan yang baik terhadap anak-anaknya. Anak harus memahami apa saja dampak positif dan negatif penggunaan teknologi. Sebagai orangtua juga harus dapat menyesuaikan dan menyeimbangkan peran dengan zaman. Bagaimana pemanfaatan teknologi dalam pendidikan harus tepat dengan tetap menjadikan syari’at sebagai acuan utamanya.
Penulis: Ihsan Sa’dudin
Editor: Suciyadi Ramdhani