Peran Orang Tua dalam Menyikapi Kerusakan Etika Anak Masa Kini: Pembelajaran Kisah Nabi Nuh

Keberadaan orang tua sangat penting dalam membangun moral yang baik untuk anak-anaknya. (Sumber: Dok/Dream.co.id)

Perubahan perilaku anak-anak dari berbagai kalangan, baik muda maupun dewasa di era ini yang bergelut dengan ajaran agama dan etika seringkali menimbulkan permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat.

Sudah sepantasnya seorang anak mengikuti ajaran-ajaran kebaikan dari kedua orangtuanya. Namun saat ini, tidak sedikit kita temui perilaku anak yang justru berani menentang nasihat baik dari orang tuanya. Bahkan dalam pandangan mereka, orang tua kerap dikatakan ”jadul” atau ”kudet” (kurang update), lebih mementingkan gadget dan lain sebagainya.

Lebih parahnya lagi, sebagian anak telah dibutakan oleh sisi emosionalnya yang memuncak, hingga menghabisi nyawa orang tua dengan tangannya sendiri. Seperti kasus pembunuhan yang terjadi di Depok yang dilatarbelakangi amarah anak terhadap orang tua karena seringkali memarahinya (10/8/2023). Atau bahkan, dapat kita jumpai tindakan-tindakan anak di bawah umur yang merugikan orang lain atau bahkan dirinya sendiri. Seperti mengonsumsi miras atau narkoba, pergaulan bebas dan lain-lain.

Perilaku tersebut sangat bertentangan dengan ajaran agama dan etika. Namun dalam setiap kasus, seorang anak sering tidak menyadari dengan kesalahannya dan bahkan tetap bersikap menyalahkan orang tua maupun orang lain. Dalam hal ini, peran orang tua dalam menyikapi perilaku anak seperti itu sangat dibutuhkan demi masa depan mereka.

Sebagaimana kisah Kan’an yang enggan diajak berhijrah oleh ayahnya, Nabi Nuh as. yang penuh ketabahan selalu menjaga komunikasinya dengan Kan’an agar mau mengikuti ajarannya meski terus dihadapkan dengan pembangkangan dari Kan’an agar selamat dari bahaya yang mengancam. Namun Kan’an tetap menolak.

Firman Allah dalam QS. Hud ayat 43 : 

قَالَ سَاٰوِيْٓ اِلٰى جَبَلٍ يَّعْصِمُنِيْ مِنَ الْمَاۤءِۗ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ اِلَّا مَنْ رَّحِمَۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِيْنَ

Artinya: “Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang maha penyayang.” Dan gelombang yang menjadi penghalang antara keduanya maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.

Ketika orang tua dihadapkan dengan anak yang ’membangkang’ dari bimbingan maupun arahannya, namun mereka tetap bersikeras melakukan kesalahan, maka sebagai orang tua hendaknya bersikap bijaksana, seperti yang dicontohkan Allah swt melalui kisah Nabi Nuh as. Yakni menghindari sikap emosi dengan tidak langsung memberikan hukuman sehingga tidak merusak pribadi anak, dan terus sabar dengan menjaga hubungan atau komunikasi agar mencapai pemecahan masalah yang terbaik.

Kisah Nabi Nuh dalam QS. Hud 43 mengajarkan arti pentingnya komunikasi dan pengertian dalam menghadapi anak yang menentang ajaran agama. Orang tua harus berpikiran terbuka, menjaga komunikasi positif, dan mengupayakan solusi yang terbaik. Peran orang tua dalam perkembangan kepribadian anak sangatlah penting untuk memahami perkembangan anak masa kini.

Apabila orang tua dihadapkan dengan perilaku yang merusak moralitas pada anak, seperti kekerasan atau menodai etika dirinya, orang tua harus bisa berpikir secara terbuka, dan berkomunikasi dengan baik, misalnya dengan mendorongnya untuk mengikuti kegiatan positif.

Daftar Pustaka

Arsyad, Namirah (2023). “Pentingnya Pendidikan Moral: Tanggung Jawab Orangtua untuk Mencegah anak dari Perbuatan Maksiat.” Retrivied from chrome : https://www.kompasiana.com/namiraharsyad5609/6485d20a4addee401f1ffca2/pentingnya-pendidikan-moral-tanggung-jawab-orang-tua-untuk-mencegah- anak-dari-perbuatan-maksiat?page=all#sectionall 

Puspitasari, Dewi (2023). “Ulah Sadis Anak Bunuh Ibu Sendiri di Depok gegara Sering Kena Marah”. Retrivied from chrome : https://news.detik.com/berita/d-6872181/ulah-sadis-anak-bunuh-ibu-sendiri-di-depok-gegara-sering-kena-marah (2022). “Kiat Pencegahan Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja” [DIREKTORAT SMP KEMDIKBUD]. Retrivied from chrome :  https://ditsmp.kemdikbud.go.id/kiat-pencegahan-pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *