Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak Perspektif Islam

Pola pengasuhan orang tua dalam membangun emosional anak. (Sumber: Dok/Beautynesia)

Pengasuhan anak usia dini memiliki peran dalam perkembangan anak di segala aspek, karenanya penting bagi orang tua untuk dapat melakukannya secara optimal dan tepat. Orang tua dapat mengembangkan aspek nilai agama dan moral, kognitif, sosial emosional, bahasa, seni serta fisik dan motorik anak dengan melakukan stimulasi perkembangan. Aktivitas yang dirancang untuk stimulasi perkembangan anak dapat dilakukan optimal baik di rumah maupun di lembaga pendidikan anak usia dini.

Tanggung jawab untuk melakukan stimulasi perkembangan anak di lingkungan keluarga saat ini porsi besarnya masih dibebankan seolah hanya menjadi tugas seorang ibu, padahal semestinya hal ini menjadi tanggung jawab bersama baik ibu ataupun ayah. Bagaimana dan apa saja peran yang dapat diambil oleh seorang ayah dalam pengasuhan dapat diambil contohnya dalam islam ketika Luqman al-Hakim memberikan teladan bagaimana beliau melakukan pengasuhan terhadap anaknya.

Beberapa teladan Luqman al Hakim yang dapat dijadikan inspirasi para ayah untuk berkontribusi dalam pengasuhan anak disebutkan dalam Al-Qur’an surah Luqman ayat 12-19 yang menggambarkan bagaimana dialog Luqman ketika memberikan nasehat kepada anaknya. Ayat tersebut berbunyi:

Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur (tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.” 

(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya menyekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.”  


Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. 

Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan. 

(Luqman berkata,) “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya (untuk diberi balasan). Sesungguhnya Allah Mahalembut lagi Mahateliti. 


Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sungguh yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan. 


Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri. 


Berlakulah wajar dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai,” (Surat Luqman ayat 12-19).

Dari ayat dalam surat tersebut dapat disimpulkan peranan ayah dalam pengasuhan terdiri dari beberapa point yakni:

  1. Mengajarkan anak ketauhidan untuk menjaga diri agar tidak pernah menyekutukan Allah,
  2. Memberikan nasihat agar anak senantiasa berbakti kepada orang tua,
  3. memelihara dan menjaga hak-hak Allah
  4. mengajarkan anak menjalankan dan mendirikan shalat,
  5. Membimbing anak untuk amar maruf nahi munkar
  6. Menumbuhkan perkembangan sosial emosial anak dengan mengajarkan sikap bersabar dan bersikap baik dalam berinteraksi dengan sesama,
  7. Membimbing anak untuk tidak sikap sombong dan tidak merugikan orang lain,
  8. Mencontohkan selalu sikap tawadhu’,
  9. Memberi teladan etika berbicara.  

Daftar Pustaka:

Sinyo dan Nuraini (2015), Pendidikan Anak Usia Dini ala Luqman al Hakim kado Terindah bagi Buah Hati, Jakarta: Qibla.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *