Kalimat “Astaghfirullah Hal’Adzim” yang artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung.” Atau yang sering disebut istigfar merupakan ucapan terhadap perbuatan untuk meminta maaf atau memohon ampunan kepada Allah SWT. atas perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh seorang muslim.
Perlu diketahui, bahwa istigfar merupakan peninggalan atau warisan yang diberikan oleh Rasulullah SAW. Sehingga Allah mencintai hambanya ketika mengucapkan istigfar. Sedangkan, Iblis membenci ketika seorang muslim mengucapkannya dengan hati yang ikhlas.
Dalam konteks irfani, pengendalian istigfar dinyatakan usaha dalam bentuk latihan kerohanian sebagai upaya pembersihan hati dan pendekatan diri terhadap Allah SWT. Pada pengaplikasiannya istigfar terdapat pemikiran mendalam mengenai kesalahan atau pun dosa, yang nantinya dianggap sebagai keberkahan dan pengalaman perubahan spiritual.
Jika dilihat dan dirasakan dalam pengalaman pengendalian menurut irfani memiliki banyak perubahan, diantaranya ketika telah mengucapkan istigfar pada diri terdapat perubahan hati dan pikiran menjadi tenang atau damai. Disamping itu, istigfar memberikan manfaat bagi diri seperti menciptakan ikatan yang baik dengan Allah, meningkatkan diri terhadap kesalahan yang tidak sesuai dengan agama atau menjadikan beban hati dan pikiran yang berkurang.
Oleh karena itu, poin penting terkait pengendalian diri dengan beristigfar menurut irfani tentunya menjadikan suatu pengalaman bagi diri yang berdampak positif. Sehingga membuat diri menjadi lebih baik serta dapat menemukan versi diri terbaik menurut pendekatan irfani. Harapannya dengan beristigfar menjadikan hidup yang penuh dengan kebahagiaan disertai pahala yang terus mengalir dengan memperbanyak istigfar. (M. Zulkodri, 2022)
Penulis: Alfian Febriyanto | Editor: Suciyadi Ramdhani