Mengkaji Ilmu Agama untuk Kepekaan Hati dan Intuisi Batin dalam Metode Irfani

Ilustrasi kekuatan batin seseorang.

Istilah Irfani yaitu seperti pada aliran filsafat Empirisme adalah ilmu pengetahuan seseorang berasal dari pengalaman. Dalam metode irfani mengenai kepekaan hati dan intuisi batin untuk membantu individu mengembangkan kesadaran dan pemahaman tentang realitas spiritual yang lebih dalam dan mendalam.

Tentunya dalam mengkaji suatu ilmu untuk memperdalam pengetahuannya lewat spiritual pengalaman mistik adalah hal yang sulit untuk mengekpresikan diri mereka kepada orang lain melalui ucapan atau tulisan, karena membutuhkan guru yang bisa mendidik dengan benar agar tidak mengalami yang namanya kesesatan agama. (Dr. Raja Oloan Tumanggor 2017).

Begitu pula untuk individu yang awam mengenai intuisi batin, intuisi batin dalam metode irfani bertumpu pada instrument batin dan terkait dengan tazkiyah al-nafs (penyucian/pertumbuhan).

Jadi ketika seorang individu jika ingin memperoleh ilmu agama melalui intuisi batin harus melewati fase pembersihan supaya adanya kesucian di dalam dirinya dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dapat mengamalkannya dengan baik, tentunya dalam melaksanakan tazkiyah memerlukan waktu yang sangat lama dan rumit. (Jurnal Al-Firtah:02).

Metode irfani dalam konteks mengkaji ilmu agama memerlukan hati yang bersih untuk mendapatkan petunjuk dari tuhan dan harus pintar dalam mengambil tindakan. Pengalaman sebentar untuk menempuh itu tidak efisien dikarenakan harus mempunya ilmu fiqh yang kuat dan matang agar lurus dalam mengambil tindakan.

Dalam tradisi sufi, irfani dikembangkan melalui proses panjang yang melibatkan tahap problematic, tahap disipliner, dan tahap penamaan. Seperti tokoh yang mengkaji metode irfani yaitu Al-jabiri menurutnya irfani mengandung kognitifitas dan nilai ideologis sendiri. (Al-jabiri M. A 2000).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *