Selama ini telah tersebar luas di masyarakat sekitar bahwasannya mereka sering menggunakan dalil اَلنَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ sebagaimana artinya adalah “ Kebersihan sebagian dari iman”.tetapi kita harus lebih berhati-hati lagi terhadap ungkapan tersebut, apakah benar hadits itu bersumber dari sabda Rasulullah saw atau bukan,jika kita dengan seenaknya menyandarkan sebuah sabda rasulullah sedangkan ternyata sabda itu sumber asalnya bukan dari rasulullah,maka dia telah melakukan dosa besar.
Jadi, yang harus kita lakukan adalah kita harus berhati-hati ketika ingin menggunakan suatu dalil, sebelum melakukannya kita bisa mencari sumber dari manapun baik hadits maupun al-quran tentang apasih dalil atau hadits yang menerangkan tentang kebersihan yang dibenarkan oleh para ulama’ atapun hadits dalam kitab yang sudah diyakini bahwa hadits itu shohih.
Selanjutnya, jika hadist اَلنَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ di sandarkan kepada rasulullah hal initidak sah, padahal makna dari hadist tersebut adalah kebenaran yang tidak bisa di pungkiri kebenarannya. Hal ini disebutkan oleh para ulama’ salah satunya adalah syeikh Abdul Karim al-Khudeir yang mana dalam (syarah al-Manzumah al-Baiquniyya: 15/2) dijelaskan bahwa kebnyakan manusia sering mengucapkan اَلنَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ , dan mereka menetapkan atau melestrikan ucapan tersebut, maka kami katakan bahwasannya ucapan itu tidak memiliki asal-usul(sanad), sehingga tidak boleh di sandarkan kepada rasulullah.
Adapun ungkapan yang mirip dengan ungkapan tersebut dan di benarkan, jika kita ingin menyandarkan ucapan tersebut kepada rasulullah adalah: الطهور شطر الإيمان yang artinya: kesucian atau kebersihan adalah sebagian dari iman (HR. Muslim: 328).
Jadi, logikanya adalah mengapa ungkapan annadhofatuminaliman ketika disandarkan kepada rasulullah tidak di sahkan, karena ungkapan tersebut tidak memiliki dasar atau silsilah langsung dari rasulullah, jika kita terus menyandarkan ungkapan tersebut kepada rasulullah nantinya orang-orang sekitar mengira bahwasanya ungkapan tersebut itu bersumber dari rasulullah sedangkan aslinya tidak.
Penulis: Abdul Hamid
Editor: Suciyadi Ramdhani