
Perjalanan Nabi Ibrahim a.s. mampu memperlihatkan komitmen dan ketaatan yang luar biasa terhadap kehendak Allah. Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai “khalilullah” atau sahabat Allah SWT. (dalam Q.S. An-Nisa:125). Dalam menggunakan pendekatan bayani dapat membantu penulis memahami nilai-nilai dan hikmah yang terkandung dalam kisah Nabi Ibrahim a.s.
Kisahnya dimulai dengan keteguhan iman dan kepatuhannya terhadap Allah SWT. terlihat ketika Nabi Ibrahim menunjukkan tawakalnya. Disaat beliau dihadapkan pada kobaran api yang panas, tidak membuatnya ketakutan justru membuatku yakin akan kuasa Allah SWT. Hal ini karena kesadarannya akan kekuatan Allah sebagai pemilik segala sesuatu, yang menjadikan dasar tawakal menjadi kokoh.
Terdapat (dalam Q.S. Al-An’am:79). Selanjutnya, perjalanan Nabi Ibrahim menuju tauhid. Saat proses perjalanannya Nabi Ibrahim a.s. menyadari kebatilan penyembahan berhala sehingga membuatnya melawan norma sosial dan mengajak masyarakatnya kepada tauhid dan keyakinan akan keesaan Allah SWT. Perjalanan Nabi Ibrahim a.s. menuju tauhid itu tercatat (dalam Q.S. Al-Anbiya:51-70).
Kemudian Allah SWT menguji kembali kesetiaan Nabi Ibrahim a.s. dengan memberikan perintah kepada beliau agar menyembelih putranya, Ismail. Melalui perintah-Nya itu, Nabi Ibrahim a.s. menunjukkan keteguhan iman dan kepatuhannya. (dalam Q.S. As-Saffat:99-111). Dalam Q.S. Al-An’am:74 menceritakan mengenai perjalanan beliau saat berdakwah.
Nabi Ibrahim a.s. menggunakan dialog yang bijak pada saat berdakwah kepada masyarakatnya. Pendekatan komunikatif dengan cara ini lah yang menunjukkan kearifan saat beliau menyampaikan pesan-pesan ilahi. Nabi Ibrahim a.s. Dalam Q.S Al-Baqarah:127-129 Nabi Ibrahim a.s. bersama putranya Nabi Ismail a.s.bertawakal dan ikhlas dalam membangun Ka’bah sebagai rumah suci untuk ibadah Allah SWT. Tugas ini bukan hanya tugas fisik melainkan juga simbolis dari ketaatan dan kepercayaan penuh pada Allah SWT.
Kisah Nabi Ibrahim AS memberikan inspirasi moral dan spiritual melalui pendekatan biyani, menekankan nilai-nilai keluarga, ketaatan, dan keberanian. Dengan ini penulis berharap, pembaca dapat mengeksplorasi kedalaman kisah ini dan mengambil hikmah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Iid Muhyidin | Editor: Suciyadi Ramdhani