Keadilan Allah Terhadap Takdirnya

Sumber gambar: istockphoto

Menurut Aliran Jabariyah  dalam buku akidah akhlak manusia itu tidak mempunyai hak, daya dan kehendak apapun atas segalanya dan semuanya karena kehendak dari Allah. lalu jika dalam Aliran Jabariyah bisa menjelaskan seperti itu, maka ketika kita tidak ingin dilahirkan dalam keadaan cacad Apakah kita bisa mengusulkan akan hal itu? tentu tidak,  karena hal tersebut sudah menjadi ketetapan takdir seseorang dan ketika ada pencuri mungkin pencuri tersebut jikalau bisa memilih antara menjadi pencuri dan menjadi orang baik pasti akan memilih menjadi yang terbaik.

Maka dari hal tersebut pasti kita bertanya tanya dimana letak keadilan allah? padahal dalam Aliran Jabariyah  semua kehendak itu berasal dari allah. Allah itu ada, Allah itu adil tetapi dalam hal tersebut keadilan Allah tidak bisa di buktikan. Jadi semua itu memang Takdir dan letak keadilan Allah pun ada, tetapi hal tersebut tergantung kita yang menjalani dan menyikapinya. (Rama Al-Faris, Nafiuddin, Gahara Sany Fasya, 2022)

Karena dalam hal tersebut jikalau kita melakukan kebaikan, semua hal itu berasal dari Allah. tetapi sebaliknya jika kita melakukan keburukan, itu berasal dari diri kita sendiri tergantung kita yang menyikapinya seperti apa . Maka dari itu kita harus bisa mengatur nafsu dalam diri kita sendiri. Karena Takdir itu terbagi menjadi dua yaitu ada takdir Mubram (takdir bersifat tetap) dan ada Takdir Muallaq (Takdir yang bisa dirubah).

Dari hal tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa takdir itu bisa dirubah, tergantung cara kita menyikapinya seperti apa dan semua yang ditakdirkan oleh Allah itu selalu ada hikmah dan maksud tertentu seperti halnya ketika ada orang kaya yang mungkin orang tersebut kaya dalam hal segalanya tetapi hal itu menyebabkan seseorang mempunyai sikap riya dan melupakan sang pencipta yaitu Allah, dan di sisi lain ada seorang pemulung yang sudah dipastikan kurang stabil dalam hal ekonominya tetapi pemulung tersebut  selalu berdoa dan rajin beribadah. Maka dari situ kita bisa belajar bahwa Allah itu bersikap adil tetapi keadilan Allah itu sulit untuk dibuktikan. (Rama Al-Faris, Nafiuddin, Gahara Sany Fasya, 2022).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *