Islamphobia adalah pandangan dan sikap yang mengandung prasangka, ketakutan, dan kebencian terhadap Islam dan orang-orang Islam. Istilah ini sudah lama berkembang awalnya di Barat dan dalam era mutakhir menguat menjadi pandangan global setelah tragedi serangan teroris 11 September 2001.
Di ranah global maupun di Tanah Air Indonesia kecenderungan alergi dan anti Islam ini bercampur aduk dengan berbagai masalah yang tidak sederhana. Termasuk terkait dengan kontestasi politik aliran.
Apalagi di masyarakat Barat yang liberal-sekuler yang menempatkan agama di ranah privat dan domestik dengan kecenderungan anti-agama (agnotis) dan anti-tuhan (ateis) yang memiliki kebebasan untuk hidup di masyarakat dan dijamin kebebasannya ( Haedar Nashir:
2021 ).
Karen Armstrong, orang Barat yang paham Sejarah Islam dan penulis A History of God, pernah menulis artikel panjang tentang akar Islamphobia yaitu ‘We Cannot Afford to Maintain These Ancient Prejudices Against Islam’ (Kita tidak mampu mempertahankan prasangka kuno ini terhadap Islam).
Karen menjelaskan, bahwa fantasi menakutkan yang diciptakan oleh orang Eropa saat ini bertahan selama berabad-abad dan mengungkapkan kegelisahan yang terkubur tentang identitas dan perilaku Kristen.
Ketika para paus menyerukan Perang Salib ke Tanah Suci, orang-orang Kristen sering menganiaya komunitas-komunitas Yahudi setempat: mengapa berbaris 3.000 mil ke Palestina untuk membebaskan makam Kristus.
Karen mengatakan bahwa ” Yesus memang telah mengatakan kepada para pengikutnya untuk mengasihi musuh-musuh mereka, bukan untuk memusnahkan mereka. Namun, ketika orang-orang Kristen di Eropa berperang dengan brutal melawan Muslim di Timur Tengah, itulah sosok Islam pertama kali dikenal di barat sebagai agama pedang.
Dalam keadaan penolakan yang tidak sehat itulah, orang-orang Kristen Eropa kala itu memproyeksikan kegelisahan ‘bawah tanah’-nya tentang kegiatan mereka kepada para korban Perang Salib.
Mereka menciptakan musuh-musuh yang fantastis dalam citra dan rupa yang mereka buat sendiri. Kebiasaan ini telah dan terus bertahan. Dan orang-orang Muslim pun telah begitu keras menentang pencemaran Islam dengan menuduhnya orang Eropa “munafik”.
Penulis: Maimunah
Editor: Suciyadi Ramdhani