Beribadah dalam Moderasi Beragama

Beribadah yang menjunjung tinggi nilai-nilai moderasi beragama. (Sumber: freepik.com)

Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridai oleh Allah Swt, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah Swt dan mengharapkan pahala-Nya.

Manusia bahkan seluruh makhluk yang berkehendak dan berperasaan adalah hamba Allah. Hamba yang dalam terminologi Al-Qur’an diistilahkan dengan ‘abd, yaitu makluk yang dimiliki dan dikuasai. Pemilikan Allah atas hamba-Nya adalah kepemilikan mutlak sempurna.

Atas dasar kepemilikan itu, maka lahir kewajiban menerima semua ketetapan-Nya. Al-Qur’an juga menegaskan bahwa tujuan utama diciptakannya manusia di dunia ini, adalah untuk beribadah kepada Allah:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إلَّا لِيَعْبُدُونِ

”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah ku.” (QS. Al-Zariyat/51:56)

Ayat di atas menunjukkan bahwa ibadah merupakan suatu hal yang penting bagi kita sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dimuka bumi ini, yang memiliki akal dan perasaan.

Pada kata ‘abdullah atau hamba Allah yang sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an memiliki maksud bahwa kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. Dalam hal beribadah kepada Allah itu mutlak dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan atau syari’at yang berlaku.

Dalam beragama, ibadah yang kita lakukan bukan hanya beribadah kepada Tuhan kita, tapi juga berbuat baik kepada orang di sekitar kita. Dalam beragama kita perlu yang namanya menggunakan nilai-nilai agama dengan konsep pemahaman moderasi beragama, yang bertujuan memoderasikan pemahaman dan pengamalan umat beragama.

Apabila mengartikan konsep ibadah dalam moderasi agama ini artinya seseorang tidak ekstrim dan tidak berlebih-lebihan saat menjalani ajaran agamanya. Pastinya kita hidup dan berdampingan dengan perbedaan agama, suku dan budaya yang orang lain anut.

Dalam konteks aqidah dan hubungan antarumat beragama, moderasi beragama adalah meyakini kebenaran agama sendiri “secara radikal” dan menghargai, menghormati penganut agama lain yang meyakini agama mereka, tanpa harus membenarkannya.

Moderasi beragama sama sekali bukan pendangkalan akidah, sebagaimana dimispersepsi oleh sebagian orang. Dalam hal ini juga membutuhkan rasa toleransi yang kuat supaya bisa beribadah dengan damai, karena toleransi merupakan kunci dalam menjaga kerukunan antarumat beragama.

Toleransi dalam konteks moderasi beragama mencakup kemampuan untuk menghargai perbedaan keyakinan dan agama orang lain, serta memberi mereka kebebasan untuk mengekspresikan keyakinan mereka tanpa rasa takut atau tekanan.

Ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi masing-masing individu untuk tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang unik dan berharga, sekaligus memperkaya kehidupan bersama dalam masyarakat yang beragama.

Sebagai contoh moderasi beragama dalam indikator toleransi, kita bisa melihat bagaimana masyarakat Indonesia menjalani kehidupan sehari-hari dengan saling menghargai dan menghormati perayaan agama yang berbeda.

Ketika umat Islam merayakan Idul Fitri, umat Kristen, Hindu, Buddha, dan lainnya turut berpartisipasi dalam kebahagiaan dan kebersamaan, seperti mengunjungi rumah tetangga yang merayakan, saling mengucapkan selamat, atau bahkan membantu persiapan. Hal serupa juga terjadi ketika umat agama lain merayakan hari besar mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *