Salat gerhana matahari tidak perlu diawali lantunan azan atau iqamah. Tetapi, hanya disunnahkan melafalkan panggilan salat “ashshalatu jami’ah”. Salat ini dapat dilaksanakan baik secara berjamaah maupun sendiri sesuai dengan waktu-waktu terjadinya gerhana di daerahnya masing-masing.
Dalam peristiwa itu, umat Islam dianjurkan untuk mendirikan salat sunnah gerhana. Sebagaimana dalam hadis Rasulullah SAW:
“Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka dirikanlah shalat dan banyaklah berdoa hingga selesai gerhana yang terjadi pada kalian.” (HR. Bukhari no. 982)
Dikutip dari NU Online, pada kitab Syarah Yaqutun Nafis dijelaskan bahwa salat gerhana dapat didirikan dengan tiga cara, yaitu:
- Salat dua rakaat dengan bacaan yang pendek seperti dalam salat sunnah tahiyatul masjid.
- Salat dua rakaat dengan masing-masing rakaat dua kali berdiri dan dua kali ruku’, tanpa memperpanjang bacaan.
- Salat dua rakaat dengan masing-masing rakaat dua kali berdiri dan dua kali ruku’, disertai memperpanjang bacaan. Cara yang ketiga ini yang paling utama.
Berikut tata cara pelaksanaan salat gerhana matahari, yaitu:
1. Takbiratul Ihram yang disertai niat salat gerhana matahari. Adapun lafalnya, yaitu:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatan likusûfisy syamsi rak’ataini lillâhi ta’âlâ
Artinya: Saya niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta’âla.
2. Membaca doa iftitah dilanjutkan ta’awudz
3. Membaca surat al-Fatihah dan surah pilihan lainnya. Disunnahkan membaca surah Al-Baqarah di rakaat pertama dan surah an-Nisa di rakaat kedua, tetapi diperbolehkan juga membaca surah-surah pendek.
4. Ruku’ yang pertama.
5. Bangun dari ruku’ (i’tidal).
6. Setelah i’tidal tidak langsung sujud, tetapi tangan bersedekap kembali untuk melanjutkan membaca surah al-Fatihah dan surah lainnya. Disunnahkan membaca surah Ali Imran di rakaat pertama dan surah al-Maidah di rakaat kedua atau boleh juga baca surah pendek lainnya.
7. Ruku’ yang kedua.
8. Bangun dari ruku’ (i’tidal). Imam membaca ‘sami’allāhu li man ḥamidah’, dan makmum membaca ‘rabbanā wa lakal-ḥamd’.
9. Sujud
10. Duduk di antara dua sujud
11. Sujud kembali
12. Lalu berdiri untuk melanjutkan rakaat kedua. Lakukan rakaat kedua ini seperti tata cara salat dari nomor 3 sampai 11.
13. Tasyahud Akhir.
14. Salam.
Kesimpulannya adalah tata cara pelaksanaan salat gerhana matahari hampir sama dengan salat sunnah lainnya, hanya saja yang membedakannya yaitu ruku’nya dua kali setiap rakaatnya. Semoga bermanfaat.
Penulis: Bambang Ekanara
Editor: Suciyadi Ramdhani