Setelah selesai 7 kali putaran bergeser sedikit ke kanan dari arah sudut Hajar Aswad menghadap bagian dinding Ka’bah yang disebut Multazam, dan berdo’a sesuai harapannya/keinginannya dengan bahasa apapun. Salah satu do‘a yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ يَا رَبَّ البَيْتِ العَتِيْقِ، اَعْتِقْ رِقَابَنَا، وَرِقَابَ آبَائِنَا، وَأُمَّهَاتِنَا وَإخْوَانِنَا وَأَوْلاَدِنَا مِنْ النَارِ، يَا ذَا الجُوْدِ وَالكَرَمِ وَالفَضْلِ وَالمَنِّ وَالعَطَاءِ والإحْسَانِ
اللَّهُمَّ أحْسِنْ عاقِبَتَنا في الأمُورِ كُلِّها، وأجِرْنا مِنْ خَزْي الدُّنْيَا وَعَذابِ الآخِرَةِ
اللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ، وَاقِفٌ تَحْتَ بَابِكَ مُلْتَزِمٌ بِأَعْتَابِكَ، مُتَذَلِّلٌ بَيْنَ يَدَيْكَ، أَرْجُو رَحْمَتَكَ، وَأَخْشَى عَذَابَكَ، يَاقَدِيْمَ الإِحْسَانِ
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْألُكَ أَنْ تَرْفَعَ ذِكْرِيْ وَتَضَعَ وِزْرِيْ، وَتُصْلِحَ أَمْرِيْ، وَتُطَهِّرَ قَلْبِيْ، وَتُنَوِّرَ لِيْ فِيْ قَبْرِيْ، وَتَغْفِرَ لِيْ ذَنْبِيْ، وَأَسْألُكَ دَرَجَاتِ العُلَى مِنَ الجَنَّةِ
Artinya
Ya Allah, yang memelihara Ka’bah ini, bebaskanlah dari kami, bapak dan ibu kami, saudara-saudara dan anak-anak kami dari siksa neraka, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah, Dermawan dan mempunyai keutamaan, kemulian, kelebihan, anugerah, pemberian dan kebaikan.
Ya Allah, perbaikilah kesudahan segenap urusan kami dan jauhkanlah dari kehinaan dunia dan siksa di akhirat.
Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, tegak merapat berdiri di bawah pintu Ka’bah-Mu menundukkan diri dihadapan-Mu sambil mengharapkan rahmat-Mu, kasih sayang-Mu, dan takut akan siksa-Mu.
Wahai Tuhan pemilik kebaikan abadi, aku mohon pada-Mu agar Engkau tinggikan namaku, hapuskan dosaku, perbaiki segala urusanku, bersihkan hatiku berikan cahaya kelak dalam kuburku. Ampunilah dosaku dan aku mohon pada-Mu martabat yang tinggi didalam surga.
Penulis: Abdul Hamid
Editor: Suciyadi Ramdhani